Postingan

Pentingnya Literasi untuk Anak Usia Sekolah Dasar

Gambar
Pentingnya Literasi untuk Anak Usia Sekolah Dasar Oleh: As Suci Menurut UNESCO “The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization”, Pengertian literasi ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana keterampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya. Sedangkan menurut Education Development Center (EDC), pengertian literasi tidak melulu soal kegiatan membaca dan menulis. EDC menyatakan bahwa literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis. Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia. Ada beragam jenis literasi yang tentunya memiliki tujuan dan manfaat masing-masing. Sebut saja literasi dasar (literasi baca tulis), literasi digital, literasi finansial, literasi numerasi, dan lain sebagainya. Saya tidak akan membahas semua jenis literasi karen

Way Back Home

Gambar
"Sampai kapan kamu ingin menunggunya? Ini bahkan sudah lewat satu tahun dari waktu yang dijanjikannya."⁣ ⁣ "Dia orang baik, Mir. Dan orang baik akan selalu menepati janjinya. Mungkin kemarin-kemarin dia lupa tak menghubungiku. Tapi aku yakin dia akan kembali padaku sesuai janjinya."⁣ ⁣ "Lalu masalah kabar itu?"⁣ ⁣ "Selagi kabar itu tidak keluar dari mulutnya sendiri, aku tak akan memercayainya."⁣ ⁣ "Ya sudah, kalau begitu aku pulang dulu."⁣ ⁣ Kudongakkan kepala. Senja begitu indah saat dilihat dari sini. Damainya seolah menyatu dengan semilir angin yang menerbangkan dedaunan kering. Kupejamkan mata sembari berdoa, semoga kekasihku dalam keadaan baik dan bahagia.⁣ ⁣ "Sher ...."⁣ ⁣ Oh, tidak. Sepertinya aku sangat merindukannya, sampai-sampai desir angin pun terdengar mirip dengan suaranya.⁣ ⁣ "Sherin ...."⁣ ⁣ Seketika aku menoleh saat suara itu terdengar semakin nyata.⁣ ⁣ "Fero ... Aku tidak bermimpi,

Hanya Sebentar

Gambar
Hujan terlihat enggan berhenti. Ia tak lelah turun seakan tahu jika tanah yang sedang kuinjak sudah rindu setengah mati. Malam kian pekat. Dingin semakin tak tahu diri. Perlahan kugesekkan kedua telapak tanganku lalu menempelkannya di pipi. Sedikit hangat. Setidaknya hal itu bisa sedikit menenangkan diri.⁣ ⁣ "Akhirnya dapat tempat berteduh."⁣ ⁣ Kutoleh asal suara. Oh, ternyata seorang pria paruh baya.⁣ ⁣ "Ehm ... Bapak habis jualan, ya? Jualan apa?" tanyaku basa-basi. ⁣ "Ya, Neng. Saya jualan jagung rebus. Apa Neng mau?"⁣ ⁣ "Boleh deh, Pak. Lumayan, bisa mengganjal lapar. Hehe."⁣ ⁣ Si Bapak bergegas menghampiri gerobak yang setia menemaninya. Dan kembali dengan menenteng dua jagung rebus di tangannya.⁣ ⁣ "Ini, Neng. Saya juga lapar, jadi saya ambil satu. Hehe."⁣ ⁣ "Memangnya Bapak belum makan malam?"⁣ ⁣ "Belum, Neng. Biasanya saya makan pakai uang hasil jualan. Tapi malam ini jagungnya belum terjual satu pun.

Semua Sama

Gambar
Gina memakirkan mobilnya tak jauh dari gerbang sekolah. Ia sedang menunggu sang putra kesayangan. Tak lama berselang, putra kecilnya berlari sembari merentangkan tangan.⁣ ⁣ "Sayang, kenapa lari-lari? Nanti kalau jatuh bagaimana?" tanya Gina sembari memeluk putranya. Yang diingatkan hanya cengengesan. ⁣ ⁣ "Vino ingin beli es krim di situ, Ma."⁣ ⁣ "Ayo! Oh, ya, tadi Vino belajar apa?"⁣ ⁣ "Vino belajar menulis, Ma. Tapi Vino pusing saat melihat tulisan di papan, dan kata Bu Rena tulisan Vino masih terbolak-balik," lirih Vino.⁣ ⁣ "Tidak apa-apa, Nak. Yang penting Vino sudah belajar dengan giat."⁣ ⁣ Gina menggandeng tangan Vino menuju kedai es krim di dekat sekolah.⁣ ⁣ "Hiks ... teman-teman Dela juga banyak yang belum lancar membacanya, Bun. Hiks ... bukan hanya Dela."⁣ ⁣ Sayup-sayup Gina mendengar seorang anak perempuan menangis. Ia terlihat celingukan. Sampai matanya tertumbuk pada taman samping sekolah.⁣ ⁣ "Bu M

Sebuah Fase

Gambar
Kurebahkan diri di sebelahnya. Ikut menatap gemerlap bintang di atas sana. Dia terlihat menekuk lengannya untuk dijadikan alas kepala, berusaha mencari kenyamanan. Sedangkan aku, seperti biasa, hanya bisa memerhatikannya dalam diam.⁣ ⁣ "Kapan kamu siap kerja lagi, Rud?" tanyaku memecah keheningan.⁣ ⁣ "Entahlah, Ra. Kamu tahu sendiri, betapa buruknya citraku saat ini. Aku bahkan tidak yakin, ada perusahaan yang akan menerimaku nanti."⁣ ⁣ Aku tak habis pikir, sudah setahun berlalu tapi dia belum mau berdamai dengan diri sendiri.⁣ ⁣ "Coba lihat kupu-kupu yang hinggap di bunga itu, Rud!"⁣ ⁣ "Dia cantik, dia punya sayap menawan, dan dia bisa terbang bebas."⁣ ⁣ "Kamu benar. Tapi apa kamu tahu seberapa berat perjuangannya untuk bisa menjadi seperti ini?"⁣ ⁣ Dia mengerutkan keningnya. Aku hanya terkekeh dan mengubah posisi agar bisa menghadapnya.⁣ ⁣ "Sebelum menjadi cantik seperti saat ini, dia telah melalui beberapa fase. Saat

Winter Girl

Gambar
Kupandang lekat layar gawai itu. Telunjukku terulur untuk mengusap sebuah gambar yang terpampang di sana. Sebuah cover yang sengaja kubuat untuk fiksi mini terbaruku.⁣ ⁣ "Kamu benar-benar ingin melihat salju?" tanya Andra setelah melongok kegiatanku.⁣ ⁣ Aku tersenyum lalu bergegas ke dapur.⁣ ⁣ "Tentu. Sebagai gadis yang terlahir di negara dua musim, aku sangat ingin mengunjungi negara yang memiliki musim dingin. Merasakan bagaimana dinginnya salju mencucuk tulangku, sekalipun aku sudah memakai pakaian tebal. Melihat hamparan putih, yang pada malam hari akan terlihat lebih indah karena diterangi lampu warna-warni," jelasku sembari meletakkan secangkir teh untuk Andra.⁣ ⁣ "Apa kamu tidak mencintai khatulistiwa?"⁣ ⁣ "Bukan aku tak mencintai khatulistiwa, tapi aku ingin mencoba pelukan dingin butiran salju nan bersahaja."⁣ ⁣ Keadaan berubah hening. Kami terlalu fokus dengan cangkir yang sedari tadi masih mengepulkan asap.⁣ ⁣ "Kalau b

Sepotong Fiksi

Gambar
"Kamu baca apa? Terlihat serius sekali."⁣ ⁣ "Baca novel, Ndra. Seperti kamu tidak tahu aku saja."⁣ ⁣ "Kenapa tidak membaca artikel saja? Tidak harus beli koran, bisa melalui daring. Dari sana kamu bisa mengetahui berita terbaru dan tips-tips yang bermanfaat."⁣ ⁣ Kupukul lengan Andra dengan novel yang sedari tadi kubaca. Gemas sekali rasanya.⁣ ⁣ "Jadi kamu berpikir, jika pencinta fiksi itu tidak pernah membaca nonfiksi? Tidak tahu info terbaru atau tips-tips yang berguna bagi kehidupan?"⁣ ⁣ "Ya, mungkin saja. Karena setiap aku ke sini, kamu selalu baca novel."⁣ ⁣ "Ehm ... jadi begini ya, Tuan Andra yang budiman. Sekali pun aku memang menggilai karya fiksi, bukan berarti aku apatis terhadap apa yang tengah terjadi di dunia nyata. Aku tetap memantau segala hal yang urgent. Seperti saat ini, aku kerap menonton siaran berita atau membaca artikel mengenai wabah Covid-19," paparku.⁣ ⁣ "Kamu saja yang selalu datang di