Semua Sama


Gina memakirkan mobilnya tak jauh dari gerbang sekolah. Ia sedang menunggu sang putra kesayangan. Tak lama berselang, putra kecilnya berlari sembari merentangkan tangan.⁣
"Sayang, kenapa lari-lari? Nanti kalau jatuh bagaimana?" tanya Gina sembari memeluk putranya. Yang diingatkan hanya cengengesan. ⁣
"Vino ingin beli es krim di situ, Ma."⁣
"Ayo! Oh, ya, tadi Vino belajar apa?"⁣
"Vino belajar menulis, Ma. Tapi Vino pusing saat melihat tulisan di papan, dan kata Bu Rena tulisan Vino masih terbolak-balik," lirih Vino.⁣
"Tidak apa-apa, Nak. Yang penting Vino sudah belajar dengan giat."⁣
Gina menggandeng tangan Vino menuju kedai es krim di dekat sekolah.⁣
"Hiks ... teman-teman Dela juga banyak yang belum lancar membacanya, Bun. Hiks ... bukan hanya Dela."⁣
Sayup-sayup Gina mendengar seorang anak perempuan menangis. Ia terlihat celingukan. Sampai matanya tertumbuk pada taman samping sekolah.⁣
"Bu Mila," sapa Gina.⁣
"Eh, Bu Gina."⁣
"Ehm ... kenapa Dela menangis, Bu?"⁣
"Ini nih, Bu Gina. Setiap hari saya sudah mengajari Dela membaca, tapi sampai sekarang belum lancar juga. Padahal dia sudah kelas 5. Saya malu, Bu."⁣
Gina menghela napas.⁣
"Maaf, Bu. Bukankah Ibu sangat paham dengan kondisi anak-anak kita? Mereka penyandang Disleksia, Bu. Saya yakin, Ibu menyekolahkan Dela di sini karena alasan yang sama dengan saya. Ingin mereka merasa nyaman dan belajar tanpa cacian, bukan begitu?"⁣
"Benar, Bu Gina."⁣
"Bu, setiap anak terlahir dengan keadaan berbeda. Jadi jangan pernah menyerah karena kekurangan yang dimilikinya. Cukup beri cinta dan dukungan luar biasa, maka ia akan menjadi hebat dengan sendirinya. Jika bukan orang tua yang merangkul anaknya, lalu siapa lagi? Ayo kita tunjukkan, anak kita sama dengan anak lain. Bahkan anak kita bisa lebih hebat walau memiliki kekurangan."⁣
"Ya Allah, betapa egoisnya saya, Bu Gina. Saya mengedepankan gengsi dibanding perasaan anak saya. Saya belum bisa jadi ibu yang baik."⁣
"Belum terlambat, Bu. Mari kita saling menguatkan agar bisa mendorong anak-anak kita menjadi hebat dan penuh percaya diri. Saya yakin mereka bisa mengubah kekurangan menjadi kelebihan," ucap Gina penuh semangat.⁣


- Fin -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Way Back Home

Pentingnya Literasi untuk Anak Usia Sekolah Dasar

Sepotong Fiksi