Way Back Home
"Sampai kapan kamu ingin menunggunya? Ini bahkan sudah lewat satu tahun dari waktu yang dijanjikannya." "Dia orang baik, Mir. Dan orang baik akan selalu menepati janjinya. Mungkin kemarin-kemarin dia lupa tak menghubungiku. Tapi aku yakin dia akan kembali padaku sesuai janjinya." "Lalu masalah kabar itu?" "Selagi kabar itu tidak keluar dari mulutnya sendiri, aku tak akan memercayainya." "Ya sudah, kalau begitu aku pulang dulu." Kudongakkan kepala. Senja begitu indah saat dilihat dari sini. Damainya seolah menyatu dengan semilir angin yang menerbangkan dedaunan kering. Kupejamkan mata sembari berdoa, semoga kekasihku dalam keadaan baik dan bahagia. "Sher ...." Oh, tidak. Sepertinya aku sangat merindukannya, sampai-sampai desir angin pun terdengar mirip dengan suaranya. "Sherin ...." Seketika aku menoleh saat suara itu terdengar semakin nyata. "Fero ... Aku tidak bermimpi,