Winter Girl






Kupandang lekat layar gawai itu. Telunjukku terulur untuk mengusap sebuah gambar yang terpampang di sana. Sebuah cover yang sengaja kubuat untuk fiksi mini terbaruku.⁣
"Kamu benar-benar ingin melihat salju?" tanya Andra setelah melongok kegiatanku.⁣
Aku tersenyum lalu bergegas ke dapur.⁣
"Tentu. Sebagai gadis yang terlahir di negara dua musim, aku sangat ingin mengunjungi negara yang memiliki musim dingin. Merasakan bagaimana dinginnya salju mencucuk tulangku, sekalipun aku sudah memakai pakaian tebal. Melihat hamparan putih, yang pada malam hari akan terlihat lebih indah karena diterangi lampu warna-warni," jelasku sembari meletakkan secangkir teh untuk Andra.⁣
"Apa kamu tidak mencintai khatulistiwa?"⁣
"Bukan aku tak mencintai khatulistiwa, tapi aku ingin mencoba pelukan dingin butiran salju nan bersahaja."⁣
Keadaan berubah hening. Kami terlalu fokus dengan cangkir yang sedari tadi masih mengepulkan asap.⁣
"Kalau boleh tahu, kenapa kamu sering menuangkan mimpi-mimpi kamu melalui tulisan? Bukankah mimpi itu lebih indah saat dinikmati sendiri?"⁣
"Tergantung. Setiap orang pasti memiliki prinsip masing-masing. Dan inilah prinsipku. Membagi setiap impian melalui tulisan yang mungkin akan dibaca banyak pihak. Mungkin. Di dalamnya, aku tidak hanya menuliskan impian, melainkan juga harapan." Kuseruput susu coklat yang berada di cangkirku.⁣
"Aku berharap, tulisanku bisa menginspirasi pembaca. Membuat mereka sadar tentang pentingnya sebuah impian. Aku juga berharap, ketika suatu saat aku sudah lelah bermimpi, aku bisa kembali semangat setelah membaca tulisan itu. Bukankah harapan selalu ada? Aku hanya ingin memunculkan harapan itu melalui tulisan abal-abalku."⁣
"Aku berdoa, semoga suatu hari ada agen perjalanan yang membaca tulisan abal-abalmu itu lalu memberikan tiket gratis ke Eropa. Haha."⁣
"Jika pemilik agen itu adalah kamu, ya mungkin saja. Haha."⁣
Sore itu, kami menghabiskan waktu untuk mengukir harapan-harapan baru. Ditemani secangkir minuman, angin, dan senja yang terasa syahdu. Biarkan saja semesta tahu tentang segala anganku. Siapa tahu ia akan memberi restu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Way Back Home

Pentingnya Literasi untuk Anak Usia Sekolah Dasar

Sepotong Fiksi