Langsung ke konten utama

Stop Vandalisme!

Stop vandalisme! (free image by Pixabay)

Mungkin sebagian besar orang masih awam dengan istilah vandalisme. Istilah ini terasa terlalu “tinggi” kendati contohnya sangat nyata dan kerap kita jumpai. Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), vandalisme adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lain (keindahan alam dan sebagainya). Selain itu, vandalisme juga bisa diartikan sebagai perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas. Sangat mudah dipahami dan ditemukan di lingkungan sekitar, ‘kan?

Vandalisme merupakan perilaku tidak terpuji yang dapat merugikan banyak pihak. Sayangnya, masih banyak aksi vandalisme yang dilakukan oleh masyarakat. Sebut saja mencoret tembok-tembok dekat jalan dengan berbagai gaya, merusak properti fasilitas umum, mengganggu keseimbangan alam, mencuri benda-benda bersejarah, menyentuh arca-arca secara brutal hingga menyebabkan kerusakan, memecahkan kaca saat tawuran, dan lain sebagainya.

Merasa tidak pernah melakukan tindak vandalisme seperti contoh yang saya sebutkan di atas? Jangan senang dahulu! Saya yakin kalian juga pernah memetik bunga segar tanpa izin, membuang sampah sembarangan di tempat wisata, mencoret bangku sekolah, atau menginjak rumput kala joging di alun-alun — seperti yang pernah saya lakukan. Itu semua juga contoh vandalisme. Meskipun terkesan sepele, ternyata kita juga pelaku tindakan vandalisme.

Sebenarnya, alasan seseorang melakukan vandalisme sangat beragam dan kompleks. Namun, ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan vandalisme, yakni merasa bosan, pengaruh pergaulan, kondisi lingkungan sekitar, memiliki masalah kesehatan mental, frustrasi dalam menghadapi polemik kehidupan, berusaha mendapatkan perhatian, bahkan tuntutan kelompok. Faktor-faktor ini secara tidak sadar akan mendorong seseorang untuk melakukan vandalisme dalam skala kecil maupun besar.

Tulisan kali ini tidak akan saya buat muluk-muluk. Saya hanya ingin mengingatkan diri saya sendiri beserta siapa pun yang membaca tulisan ini untuk menyadari tindakan vandalisme dan harus segera berhenti melakukannya.

Kita bisa memulai suatu kebaikan dari diri kita terlebih dahulu. Kita harus menyadari dan mendalami semua hal tentang vandalisme agar bisa mencegah tindakan tersebut semakin meluas dan meresahkan. Dengan seperti itu, hidup akan damai. Fasilitas umum akan bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Situs-situs bersejarah akan tetap gagah dan alam akan selalu lestari hingga bisa dinikmati anak cucu kita nanti.

Mari sadari dan hentikan vandalisme!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Way Back Home

Free image by Pixabay "Sampai kapan kamu ingin menunggunya? Ini bahkan sudah lewat satu tahun dari waktu yang dijanjikannya."⁣ ⁣ "Dia orang baik, Mir. Orang baik akan selalu menepati janjinya. Mungkin kemarin-kemarin dia lupa tak menghubungiku, tapi aku yakin dia akan kembali padaku sesuai janjinya."⁣ ⁣ "Lalu masalah kabar itu?"⁣ ⁣ "Selagi kabar itu tidak keluar dari mulutnya sendiri, aku tak akan memercayainya."⁣ ⁣ "Ya sudah. Kalau begitu aku pulang dulu."⁣ ⁣ Kudongakkan kepala. Senja begitu indah saat dilihat dari sini. Damainya seolah menyatu dengan semilir angin yang menerbangkan dedaunan kering. Kupejamkan mata sembari berdoa, semoga kekasihku dalam keadaan baik dan bahagia.⁣ ⁣ "Sher ...."⁣ ⁣ Oh, tidak. Sepertinya aku sangat merindukannya, sampai-sampai desir angin pun terdengar mirip dengan suaranya.⁣ ⁣ "Sherin ...."⁣ ⁣ Seketika aku menoleh saat suara itu terdengar semakin nyata.⁣ ⁣ "Fero ... aku tidak ber...

Semua Sama

Free image by Pixabay Gina memakirkan mobilnya tak jauh dari gerbang sekolah. Ia sedang menunggu sang putra kesayangan. Tak lama berselang, putra kecilnya berlari sembari merentangkan tangan.⁣ ⁣ "Sayang, kenapa lari-lari? Nanti kalau jatuh bagaimana?" tanya Gina sembari memeluk putranya. Yang diingatkan hanya cengengesan. ⁣ ⁣ "Vino ingin beli es krim di situ, Ma."⁣ ⁣ "Ayo! Oh, ya, tadi Vino belajar apa?"⁣ ⁣ "Vino belajar menulis, Ma. Tapi Vino pusing saat melihat tulisan di papan. Kata Bu Rena tulisan Vino masih terbolak-balik," lirih Vino.⁣ ⁣ "Tidak apa-apa, Nak. Yang penting Vino sudah belajar dengan giat."⁣ ⁣ Gina menggandeng tangan Vino menuju kedai es krim di dekat sekolah.⁣ ⁣ " Hiks ... teman-teman Dela juga banyak yang belum lancar membacanya, Bun. Hiks ... bukan hanya Dela."⁣ ⁣ Sayup-sayup Gina mendengar seorang anak perempuan menangis. Ia terlihat celingukan. Sampai matanya tertumbuk pada taman samping s...