![]() |
| Free image by Pixabay |
Aku masih menatap sosok itu dari balik pilar yang sama. Suara merdunya terdengar begitu klop dengan petikan gitarnya. Sungguh, dia seperti harmoni. Terlihat sederhana namun menyejukkan hati. Terlebih saat rona jingga membias di wajahnya, pesonanya tak kalah dengan dewa-dewa dalam mitologi Yunani.
"Apa aku boleh duduk di sini?" Kuputuskan untuk menghampirinya.
"Tentu. Ini tempat umum."
"Ehm ... aku sering melihat kamu di sini. Mengumpulkan banyak pasien anak-anak, lalu mengajak mereka bernyanyi dan bermain alat musik. Apa kamu memang disewa rumah sakit ini untuk bermain musik?" Dia terkekeh.
"Jadi kau sering memperhatikanku?"
"Ya, aku cukup penasaran dengan apa yang kamu lakukan."
Belum ada jawaban. Hanya helaan napas yang terdengar. Kuputuskan untuk melirik sosok itu lewat ekor mataku. Dia menatap lurus ke bangsal rawat anak.
"Sebagian yang dirawat di sini adalah anak-anak dengan penyakit parah. Berbagai macam vonis mereka terima. Tak semua tegar. Banyak dari mereka yang jadi sosok pemurung."
Hening.
"Aku ada di sini untuk menguatkan mereka. Aku tidak pandai memberi petuah, tapi aku bisa bermain musik. Jadi aku mengajak mereka bernyanyi dan bermain musik saja. Kamu tahu? Saat bernyanyi, mereka terlihat lepas. Lalu setelahnya wajah mereka lebih cerah. Aku ingin menanamkan doktrin lewat lagu-lagu yang kusenandungkan, bahwa harapan itu selalu ada bagi orang-orang yang tidak mudah menyerah."
Oh, God. Dia semakin terlihat menawan.
"Kamu keren," lirihku.
"Haha ... apa yang aku lakukan belum sebanding dengan perjuangan mereka untuk sembuh. Oh, ya, namaku Andra," ujarnya sembari mengulurkan tangan.
"Namaku Uci."
"Karena kita sudah saling kenal, sekarang kamu tidak perlu mengintipku dari balik pilar itu lagi." Dia terlihat menahan tawa.
Oh, adakah rawa-rawa di sini? Rasanya aku ingin membenamkan wajahku di sana.
By the way, dari Andra aku belajar, jika ada banyak cara untuk memupuk harapan. Bahkan lewat musik. Mungkin musik tidak akan mengubah duniamu, tetapi musik akan menggairahkan harimu yang kelabu.

"Mungkin musik tidak akan mengubah duniamu, tapi musik akan menggairahkan harimu yang kelabu." musik teman setia di kala down.^^
BalasHapusBener banget, Kak. Musik tuh teman di segala suasana. Mau happy or sad, musik tuh kayak pas aja gitu buat dijadikan teman :D
Hapus